RSS
Facebook
Twitter

Sabtu, 04 Oktober 2014

Essay ADIWIYATA


HIJAU BUMIKU, TENTERAM HIDUPKU

Seperti yang kita lihat saat ini, cuaca disekitar kita tidak menentu. Dari musim penghujan berubah musim kemarau dan sebaliknya. Tahukah kalian hal ini disebabkan lingkungan kita yang mulai rusak oleh perbuatan kita sendiri. Banyak contohnya, salah satu isu global yang merupakan permasalahan dunia yang kita alami sekarang salah satunya global warming yang menyebabkan suhu bumi  meningkat dari 10C atau lebih dalam periode 100-200 tahun belakangan dan perubahan iklim. Dari ulasan tersebut dapat disimpulkan dalam jangka waktu tertentu akan berdampak buruk bagi kita. Maka dari itu kita segera lakukan tindakan yang mungkin bisa membantu bumi untuk hidup seperti dulu lagi dengan cara melakukan penghijauan dimanapun.
Penghijauan dalam arti luas adalah segala daya untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air atau pelindung lingkungan. Seperti halnya pada proses fotosintesis, tumbuhan hijau mengambil CO2 dan mengeluarkan C6H1206 serta peranan O2 yang sangat dibutuhkan makhluk hidup. Oleh karena itu, peranan tumbuhan hijau sangat diperlukan untuk menjaring CO2 dan melepas O2 kembali ke udara. Di samping itu berbagai proses metabolisme tumbuhan hijau dapat memberikan berbagai fungsi untuk kebutuhan makhluk hidup yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Begitu pentingnya peranan tumbuhan di bumi ini dalam menangani krisis lingkungan terutama di perkotaan, sangat tepat jika keberadaan tumbuhan mendapat perhatian serius dalam pelaksanaan penghijauan perkotaan sebagai unsur hutan kota. Ternyata tidak hanya berangkat dari kita saja, bahkan pemerintah juga ikut andil dalam menangani lingkungan ini, terbukti dari Undang-Undang yang dikeluarkan no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Namun sangat disayangkan jika kesadaran manusia terhadap tempat tinggalnya minim sekali, bahkan sangat tidak peduli dengan apa yang terjadi sekarang. Seharusnya kita mampu mengelola lingkungan yang mungkin bermanfaat untuk generasi yang akan datang. Terutama para pemuda yang menjadi kunci kesejahteraan bangsanya. Hal ini dapat dilakukan melalui perbuatan kecil, misalnya menanam satu pohon di pekarangan rumah untuk satu orang. Sebenarnya program satu pohon untuk satu orang (one man one tree) sudah dilaksanakan oleh salah satu kota di provinsi Jawa Timut, yaitu kota Tuban yang menggalakkan warganya untuk menanam pohon di pekarangan rumahnya. Hal ini justru merupakan kegiatan yang positif dalam upaya penyelamatan lingkungan. Program ini apabila diikuti oleh kota-kota yang lain alangkah besarnya hasil yang kita peroleh, namun sepertinya belum ada yang benar-benar sadar sebab program tersebut hanya berjalan sebentar saja.
Selain itu, penghijauan juga bisa dilakukan di sekolah, contohnya SMAN 1 Tuban yang dikenal dengan sekolah Adiwiyata tingkat nasional. Jika banyak sekolah-sekolah yang peduli terhadap lingkungan, pastinya tidak hanya SMAN 1 Tuban saja yang disebut sekolah Adiwiyata, sekolah lain baik yang ada di perkotaan dan di pekotaan juga bisa mendapatkan gelar tersebut. Semakin banyak yang menghijaukan bumi, semakin teratur dan tenteram hidup kita. Maka dari itu marilah mulai dari sekarang kita membuat perubahan pada pola pikir, pola hidup, dan pola tingkah laku kita agar sesuai dengan harapan yang kita inginkan bersama yaitu menyelamatkan lingkungan dari kerusakan.

0 komentar:

Posting Komentar

  • Blogger news

  • Blogroll

  • About

    Domo-kun Waving His Hands