HIJAU BUMIKU, TENTERAM HIDUPKU
Seperti yang kita lihat saat ini,
cuaca disekitar kita tidak menentu. Dari musim penghujan berubah musim kemarau
dan sebaliknya. Tahukah kalian hal ini disebabkan lingkungan kita yang mulai
rusak oleh perbuatan kita sendiri. Banyak contohnya, salah satu isu global yang
merupakan permasalahan dunia yang kita alami sekarang salah satunya global
warming yang menyebabkan suhu bumi meningkat dari 10C atau
lebih dalam periode 100-200 tahun belakangan dan perubahan iklim. Dari ulasan
tersebut dapat disimpulkan dalam jangka waktu tertentu akan berdampak buruk
bagi kita. Maka dari itu kita segera lakukan tindakan yang mungkin bisa
membantu bumi untuk hidup seperti dulu lagi dengan cara melakukan penghijauan
dimanapun.
Penghijauan dalam arti luas adalah
segala daya untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan kondisi lahan agar
dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air
atau pelindung lingkungan. Seperti halnya pada proses fotosintesis, tumbuhan
hijau mengambil CO2 dan mengeluarkan C6H1206
serta peranan O2 yang sangat dibutuhkan makhluk hidup. Oleh karena
itu, peranan tumbuhan hijau sangat diperlukan untuk menjaring CO2
dan melepas O2 kembali ke udara. Di samping itu berbagai proses
metabolisme tumbuhan hijau dapat memberikan berbagai fungsi untuk kebutuhan
makhluk hidup yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Begitu pentingnya
peranan tumbuhan di bumi ini dalam menangani krisis lingkungan terutama di
perkotaan, sangat tepat jika keberadaan tumbuhan mendapat perhatian serius dalam
pelaksanaan penghijauan perkotaan sebagai unsur hutan kota. Ternyata tidak hanya berangkat dari kita saja,
bahkan pemerintah juga ikut andil dalam menangani lingkungan ini, terbukti dari
Undang-Undang yang dikeluarkan no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan
perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain.
Namun sangat disayangkan jika
kesadaran manusia terhadap tempat tinggalnya minim sekali, bahkan sangat tidak
peduli dengan apa yang terjadi sekarang. Seharusnya kita mampu mengelola
lingkungan yang mungkin bermanfaat untuk generasi yang akan datang. Terutama
para pemuda yang menjadi kunci kesejahteraan bangsanya. Hal ini dapat dilakukan
melalui perbuatan kecil, misalnya menanam satu pohon di pekarangan rumah untuk
satu orang. Sebenarnya program satu pohon untuk satu orang (one man one tree)
sudah dilaksanakan oleh salah satu kota di provinsi Jawa Timut, yaitu kota
Tuban yang menggalakkan warganya untuk menanam pohon di pekarangan rumahnya.
Hal ini justru merupakan kegiatan yang positif dalam upaya penyelamatan
lingkungan. Program ini apabila diikuti oleh kota-kota yang lain alangkah
besarnya hasil yang kita peroleh, namun sepertinya belum ada yang benar-benar
sadar sebab program tersebut hanya berjalan sebentar saja.
Selain itu, penghijauan juga bisa
dilakukan di sekolah, contohnya SMAN 1 Tuban yang dikenal dengan sekolah
Adiwiyata tingkat nasional. Jika banyak sekolah-sekolah yang peduli terhadap
lingkungan, pastinya tidak hanya SMAN 1 Tuban saja yang disebut sekolah
Adiwiyata, sekolah lain baik yang ada di perkotaan dan di pekotaan juga bisa
mendapatkan gelar tersebut. Semakin banyak yang menghijaukan bumi, semakin
teratur dan tenteram hidup kita. Maka dari itu marilah mulai dari sekarang kita
membuat perubahan pada pola pikir, pola hidup, dan pola tingkah laku kita agar
sesuai dengan harapan yang kita inginkan bersama yaitu menyelamatkan lingkungan
dari kerusakan.
0 komentar:
Posting Komentar